Tuesday, April 1, 2008

Entah

Berikan aku suluh cempaka,
pemberi kudrat kala hitam memberi salam pembuka,
entah mengapa benak tiap tiap mereka,
kaku merayu sumpahan petaka.

Sedang tubuh ini melingkar pohon mendongak,
kadangnya singgah bertahun tanpa kerak,
lalu berkata betapa bodohnya pencarian gagak,
walaupun dalam cerita itu dia bijak berlagak.

Sering mata celik ini diguna,
melihat cerita kotor bahkan indah benua,
berpanggung manusia-manusia juga bermata,
cerah luarnya kelabu isinya.

Landasan masa itu bagiku terlalu sempit,
sedang mereka rasa punya ruang sebebas pipit,
ke atas aku payah ke bawah aku tersepit,
lembutnya rakus hilang mengejar rakit,
hendak digapai hati muda ini terlalu sedikit.

Duluku berumpan adanya tidak,
gelora lautan jaya tiada terletak,
kala ombak singgah membentak,
kontang tak berapung seluruh tubuhku tersedak.

Aku kembali menjejak landasan itu,
kiranya sama,
malam dan siang tidak membantu,
ramuan hidup punca ke situ,
entah terhidang entahku buntu,
aku tahu, aku tak tahu...


selasa,1 april 2008
4.43 pm